Facebook Pay diluncurkan pada November 2019, dan bisa digunakan di lintas platform milik Facebook Inc., yakni Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Lewat platform ini, pengguna dapat melakukan pembayaran secara online tanpa harus keluar dari aplikasi. Langkah Facebook ini mengikuti jejak Apple yang telah meluncurkan Apple Pay dan Google dengan Google Wallet.
Facebook mengatakan bahwa sistem pembayaran digital ini akan diekspansi secara lebih luas ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu pasar terbesar di dunia untuk Facebook dan WhatsApp, yang mencakup lebih dari 100 juta pengguna. Diskusi tentang Facebook Pay di Indonesia juga telah dilakukan Facebook dengan perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia sejak Agustus 2019 lalu.
"Sistem pembayaran digital ini akan membuka peluang besar bagi pertumbuhan bisnis," kata juru bicara Facebook.
Layanan pembayaran elektronik ini bakal membuat pengguna layanan Facebook bisa saling berkirim uang antar pengguna Instagram, WhatsApp, dan Facebook. Namun, alat pembayaran ini tidak seperti dompet elektronik yang menyimpan uang dalam platform mereka.
Facebook Pay hanya bisa digunakan ketika dihubungkan dengan rekening bank atau kartu kredit. Sehingga pembayaran akan langsung dikenakan pada tabungan atau kartu kredit pengguna. Oleh karena itu, Facebook Pay tidak mengenakan biaya apapun.
Sebelumnya, Facebook telah memiliki layanan pembayaran yang disebut Payment di Messenger. Cara kerja alat bayar ini serupa dengan Facebook Pay. Tapi, Payment masih belum terhubung dengan sebagian besar penyedia kartu kredit.
VP Marketplace & Commerce Facebook, Deborah Liu mengatakan Facebook Pay bisa digunakan untuk salin berkirim uang, berbelanja, atau digunakan untuk menyumbang penggalangan dana.
Dengan Facebook Pay, pengguna bisa lebih mudah melakukan pembayaran saat berbelanja online, donasi online, atau transfer uang ke pengguna lain langsung dari aplikasi. Facebook mengatakan, sistem pembayaran terbarunya ini terpisah dari dompet uang virtual mereka, yakni Calibra. Mareka justru menggandeng mitra lain, seperti PayPal dan Stripe. "Facebook Pay berdiri di atas infrastruktur finansial dan mitra yang sudah ada," jelas Liu dalam keterangan resmi perusahaan.
CEO OVO Jason Thompson mengatakan: "Sebagai platform ekosistem terbuka, kami selalu mencari kemitraan baru untuk meningkatkan transaksi tanpa uang tunai ... termasuk dengan Facebook."
GoPay menolak berkomentar. LinkAja belum memberikan respon.
Sementara Asisten Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, mengatakan bahwa perusahaan fintech lokal telah membahas Facebook Pay dengan regulator, untuk mendapatkan izin bermitra dengan Facebook. “Sejauh ini belum ada yang mengajukan aplikasi, namun beberapa dari mereka (perusahaan fintech digital lokal) baru-baru ini telah berdiskusi saat rapat konsultasi dengan Bank Indonesia," kata Hendarta. Apabila disetujui, Facebook Pay dapat menambah deretan sistem pembayaran digital di Indonesia, seperti Samsung Pay dan WeChat Pay yang baru-baru ini juga diluncurkan di Indonesia, dengan menggandeng perusahaan fintech lokal.
Sumber:
cnnindonesia.com
reuters.com
tekno.kompas.com